Weezer Band Jenius yang Gak Takut Jadi “Cupu”

weezer
weezer

Kalau ngomongin band rock alternatif yang konsisten ngeluarin lagu catchy dari tahun ke tahun, Weezer pasti masuk daftar. Band ini punya ciri khas yang susah banget ditiru: liriknya nerdy tapi ngena, musiknya simpel tapi asik, dan image-nya… ya, gak pernah maksa buat jadi keren. Dan justru itu yang bikin Weezer jadi keren banget.

Buat lo yang belum terlalu kenal, Weezer adalah band asal Los Angeles, Amerika Serikat, yang terbentuk tahun 1992. Mereka dikenal lewat kombinasi unik antara rock, power pop, emo, dan sentuhan geek culture. Gaya mereka gak berubah jauh selama tiga dekade, tapi entah kenapa tetap terasa fresh dan relevan.

Awal Mula: Si “Cupu” yang Nendang

Weezer dibentuk oleh Rivers Cuomo (vokal/gitar), Patrick Wilson (drum), Matt Sharp (bass), dan Jason Cropper (gitar). Tapi Cropper keluar sebelum album pertama rilis dan diganti sama Brian Bell. Mereka mulai serius waktu dikontrak sama Geffen Records dan merilis album debut mereka, yang biasa disebut “The Blue Album” (1994).

Album ini langsung nendang! Lagu-lagunya kayak:

  • “Buddy Holly”

  • “Say It Ain’t So”

  • “Undone – The Sweater Song”

jadi hits besar dan sampai sekarang masih sering nongol di playlist nostalgic anak-anak 90an. Video klip “Buddy Holly” yang digabungin sama cuplikan serial TV Happy Days juga jadi salah satu video musik paling ikonik sepanjang masa.

Gaya Musik Weezer: Simpel Tapi Ngena

Weezer itu bukan tipe band yang pamer skill musikal tingkat dewa. Musik mereka relatif simpel—chord-nya gak ribet, melodi gampang diikutin, tapi selalu ada twist emosional di lirik dan delivery-nya.

Lagu-lagu mereka sering banget bahas:

  • Insecure soal cinta

  • Merasa aneh di lingkungan sosial

  • Keinginan buat diterima

  • Jadi outsider tapi cuek

Gak heran kalau fans Weezer kebanyakan adalah orang-orang yang ngerasa “beda”, tapi bangga dengan ke-anehannya.

Album Kedua: Pinkerton (1996) — Dari Dicerca Jadi Cult Classic

Setelah sukses gede lewat Blue Album, mereka rilis Pinkerton. Tapi waktu itu, album ini dicap terlalu “gelap” dan “berantakan” sama media dan sebagian fans.

Padahal sekarang? Pinkerton dianggap mahakarya yang jujur, mentah, dan emosional banget. Lagu-lagu kayak:

  • “El Scorcho”

  • “Across the Sea”

  • “The Good Life”

jadi favorit banyak fans sejati Weezer. Album ini semacam “diapresiasi terlalu terlambat”, tapi tetep jadi bukti kalau Weezer gak takut jujur dalam musiknya.

Comeback dan Evolusi Gaya

Weezer gak berhenti di situ. Tahun demi tahun mereka terus ngerilis album, dan masing-masing punya gaya yang beda-beda. Mulai dari:

  • The Green Album (2001) – lebih polished, lebih ringan

  • Maladroit (2002) – mulai berat lagi

  • Make Believe (2005) – ada hits mainstream kayak “Beverly Hills”

  • The Red Album (2008) – eksperimen lirik dan suara baru

  • Everything Will Be Alright in the End (2014) – kombinasi nostalgia dan modern

  • OK Human (2021) – full orkestra, vibe mellow dan introspektif

Bahkan mereka pernah bikin album cover berjudul “The Teal Album” (2019), isinya cuma cover lagu orang — dari “Africa” (Toto) sampai “No Scrubs” (TLC). Dan anehnya, hasilnya tetap asik dan fun banget!

Rivers Cuomo: Otak Jenius di Balik Kekacauan Manis Weezer

Sosok paling menonjol di Weezer jelas Rivers Cuomo. Dia ini bisa dibilang ikon nerd rock sejati. Gak cuma vokalis dan penulis lagu utama, tapi juga punya background akademis — bahkan sempat ngambil kuliah di Harvard, lho.

Rivers itu unik: kadang eksentrik, kadang canggung, tapi selalu berhasil ngolah perasaan dan pengalaman pribadi jadi lagu-lagu yang relatable buat jutaan orang. Dia gak takut keliatan rentan. Dan justru itu kekuatannya.

Lagu-Lagu Wajib Denger dari Weezer

Buat lo yang baru pengen masuk ke dunia Weezer, ini beberapa lagu yang wajib lo dengerin:

  1. Buddy Holly – Pop rock 90an paling ikonik

  2. Say It Ain’t So – Galau tapi nendang

  3. Island in the Sun – Chill dan adem

  4. Pork and Beans – Semangat jadi diri sendiri

  5. El Scorcho – Absurd tapi jujur

  6. Beverly Hills – Satire kehidupan seleb

  7. Hash Pipe – Distorsi dan attitude

  8. Africa – Cover yang viral dan nostalgic

Fans Weezer: Loyal, Keras Kepala, Tapi Sayang Banget

Satu hal yang menarik dari band ini adalah fans-nya solid banget. Mereka bisa ngeluh kalo album terbaru “gak se-oke yang dulu”, tapi tetap balik dengerin lagu baru Weezer setiap kali rilis. Mereka ngerti kalau Weezer bukan band yang selalu konsisten secara sound, tapi selalu tulus secara emosional.

Bahkan ada istilah lucu di kalangan fans: “Every Weezer album is either underrated or overrated—never just right.”

Weezer Itu Kayak Sahabat Lama yang Suka Ngejutin

Weezer udah ngelewatin banyak fase: dari cupu jadi bintang MTV, dari diremehkan jadi legenda cult, dari band nostalgia jadi peluncur hits TikTok generasi baru. Tapi satu yang gak pernah berubah: mereka tetap bikin musik buat diri sendiri dulu, dan kalau orang lain suka, itu bonus.

Kalau lo pengen dengerin musik yang jujur, gak pretensius, dan bisa bikin lo senyum sambil mikir, “Gue juga pernah ngerasa gitu,” maka Weezer adalah pilihan yang pas.

Scroll to Top