The Who Band Rock Inggris yang Bikin Panggung Meledak (Secara Harfiah)

the who
the who

Kalau ngomongin band rock legendaris asal Inggris, nama The Who gak boleh dilewatkan. Mereka bukan cuma band biasa yang main lagu kencang, tapi juga pionir dalam banyak hal — dari konsep album rock opera, aksi panggung yang brutal, sampai pengaruh besar ke generasi rock berikutnya.

The Who itu kayak ledakan energi, amarah, dan kebebasan, dibungkus dalam suara gitar, dentuman drum, dan teriakan khas ala Pete Townshend dan Roger Daltrey.

Yuk, kita ngobrolin tentang The Who — dari awal karier sampai kenapa mereka masih jadi legenda hidup!

Formasi Awal: Rocker Inggris dengan Energi Liar

The Who terbentuk tahun 1964 di London. Awalnya mereka dikenal sebagai The Detours, tapi ganti nama jadi The Who karena alasan legal. Formasinya:

  • Roger Daltrey – vokalis, sang frontman flamboyan

  • Pete Townshend – gitaris sekaligus penulis lagu utama

  • John Entwistle – bassist super jenius (dikenal dengan julukan “The Ox”)

  • Keith Moon – drummer dengan gaya main yang gila dan tidak bisa diprediksi

Buat yang belum tahu, Keith Moon adalah salah satu drummer paling liar dalam sejarah rock. Gak cuma cara mainnya yang brutal dan penuh improvisasi, tapi juga gaya hidupnya yang… ya, bisa dibilang chaos banget.

Musik The Who: Keras, Cepat, dan Penuh Emosi

The Who dikenal dengan suara khas yang keras dan tajam. Gitar Pete Townshend sering pakai power chord yang dipukul dengan gerakan “windmill” ikoniknya. Bass Entwistle gak kalah berisik dan sering kedengeran kayak lead instrument. Drum Keith Moon? Gak perlu ditanya — bagaikan badai!

Mereka gak segan-segan ngancurin alat musik di panggung. Dalam banyak konser, Pete Townshend ngehancurin gitar, Keith Moon ngebom drum set pake petasan, dan semuanya ngacak-ngacak panggung. Total chaos, tapi penonton selalu cinta.

Lagu-Lagu Awal: Remaja Inggris Cari Jati Diri

Di awal karier, The Who banyak ngebahas soal identitas remaja, pemberontakan, dan alienasi. Lagu-lagu kayak:

  • “My Generation” (1965)
    Lagu ini langsung jadi anthem kaum muda waktu itu. Lirik “Hope I die before I get old” jadi ikon pemberontakan remaja. Dan jangan lupa solo bass-nya Entwistle — legendaris.

  • “Substitute”
    Ngomongin soal pencarian jati diri dan tekanan sosial. Liriknya simple tapi dalem.

  • “I Can’t Explain”
    Lagu cinta bingung tapi tetap keren. Gaya khas The Who banget.

Rock Opera: Ketika The Who Jadi Visioner

Nah, The Who bukan cuma soal energi mentah. Mereka juga salah satu band pertama yang bikin rock opera — konsep album yang bercerita dari awal sampai akhir.

🎭 Tommy (1969)

Album ini ngisahin tentang anak tunarungu, buta, dan bisu yang jadi pemain pinball jagoan. Musiknya eksperimental banget tapi tetap catchy. Lagu kayak “Pinball Wizard” dan “See Me, Feel Me” jadi klasik.

Tommy bahkan diadaptasi jadi film dan panggung Broadway. Gila ya, dari konser rusuh ke teater seni!

Quadrophenia (1973)

Ini album rock opera lagi, tapi lebih gelap dan realistis. Cerita tentang anak muda mod yang bingung sama hidupnya. Musiknya berat, emosional, dan penuh emosi.

Aksi Panggung: Gak Ada yang Seheboh The Who

Buat The Who, konser bukan cuma soal main musik. Itu pertunjukan teater gila. Pete muterin tangannya kayak kipas angin, Roger muter-muterin mikrofonnya kayak laso, Keith mukulin drum kayak orang kesurupan, dan John berdiri cool kayak patung tapi main bass kayak dewa.

Konser The Who selalu penuh energi. Mereka bahkan pernah bikin konser yang saking kerasnya bikin sistem suara rusak, dan pernah juga bikin speaker panggung meledak (secara literal, bukan metafora).

Tragedi dan Perubahan Formasi

Sayangnya, gak semua ceritanya indah. Tahun 1978, Keith Moon meninggal karena overdosis. Dunia musik kehilangan drummer paling eksentrik.

Setelah itu, mereka sempat jalan bareng drummer baru Kenney Jones, tapi vibe-nya udah beda. Walau begitu, mereka tetap tampil dan rekam musik.

Tahun 2002, giliran John Entwistle meninggal karena serangan jantung. The Who tinggal berdua: Roger dan Pete.

The Who Hari Ini: Masih Hidup, Masih Nendang

Meski usianya gak muda lagi, Roger Daltrey dan Pete Townshend masih aktif manggung! Mereka tetap tampil di festival besar dan tur keliling dunia. Bahkan tahun 2019 mereka rilis album baru berjudul “WHO”, yang dapat respon positif.

Mereka juga punya tempat spesial di sejarah musik — termasuk masuk Rock and Roll Hall of Fame, tampil di Super Bowl Halftime Show, dan masuk list band paling berpengaruh sepanjang masa.

Kenapa Lo Harus Dengerin The Who?

  1. Mereka band rock dengan attitude
    Bukan cuma soal lagu, tapi soal ekspresi, energi, dan perlawanan.

  2. Lagu mereka bener-bener relate sama perasaan remaja
    Meskipun dibuat 60 tahun lalu, banyak lirik mereka masih relevan banget sampai sekarang.

  3. Eksperimen musikal yang jenius
    Dari lagu pendek sampai rock opera, semua mereka bisa bawa dengan gaya mereka sendiri.

  4. Mereka inspirasi banyak band besar
    Nirvana, Pearl Jam, Green Day, The Clash, bahkan Oasis banyak belajar dari The Who.

The Who Gak Cuma Sekadar Band, Tapi Gaya Hidup

The Who bukan cuma soal musik keras dan konser rusuh. Mereka adalah suara dari generasi yang bingung, marah, dan pengen bebas. Mereka adalah pengingat kalau musik bisa jadi medium buat ngeluarin semua emosi — dari marah, senang, sampai sedih.

Kalau lo belum pernah dengerin The Who, cobain mulai dari “Baba O’Riley”, “Behind Blue Eyes”, atau “My Generation.” Siap-siap aja… lo bakal ketagihan.

Scroll to Top