
Kalau lo penggemar musik metal tapi gak mau denger yang itu-itu aja, Trivium adalah salah satu band yang wajib lo kenal. Mereka punya gaya yang bisa dibilang unik — ada thrash, metalcore, progresif, death metal, bahkan kadang terasa ada sentuhan klasik heavy metal-nya juga. Dan yang paling keren: mereka gak pernah takut bereksperimen.
Trivium udah aktif sejak awal 2000-an dan sampai sekarang masih terus produktif. Gak cuma soal musik, band ini juga dikenal sebagai salah satu band yang paling rajin nge-treat fans mereka dengan konten digital, live streaming, dan interaksi online. Yuk, kita bahas tuntas kenapa Trivium pantas banget masuk daftar band metal favorit lo!
Awal Mula Trivium: Anak Muda Penuh Semangat Metal
Trivium berasal dari Orlando, Florida, dan dibentuk tahun 1999. Yang menarik, waktu itu vokalis sekaligus frontman mereka, Matt Heafy, baru berusia 13 tahun! Gokil gak tuh?
Formasi awal mereka sempat berubah-ubah, tapi sekarang dikenal dengan lineup:
-
Matt Heafy – vokal & gitar
-
Corey Beaulieu – gitar lead & scream
-
Paolo Gregoletto – bass & vokal latar
-
Alex Bent – drum (drummer terbaru yang menurut banyak fans adalah yang paling solid sejauh ini)
Nama “Trivium” sendiri diambil dari istilah Latin yang artinya “tiga jalan” — logika, tata bahasa, dan retorika. Tapi dalam konteks musik mereka, lo bisa ngartiin itu sebagai campuran berbagai genre metal yang mereka bawa dalam satu paket.
Ascendancy (2005): Gebrakan Awal yang Langsung Nendang
Album ini bisa dibilang sebagai pintu masuk banyak fans ke dunia Trivium. Ascendancy adalah kombinasi sempurna dari metalcore dan thrash, dan langsung dapet pujian dari media musik internasional.
Lagu kayak:
-
“Pull Harder on the Strings of Your Martyr”
-
“Like Light to the Flies”
-
“A Gunshot to the Head of Trepidation”
bikin mereka langsung disandingkan sama band-band besar kayak Killswitch Engage, Lamb of God, dan Metallica versi muda.
Vokal Matt yang bisa scream dan clean, solo gitar Corey yang tajam, dan beat drum yang brutal bikin Ascendancy jadi salah satu album terbaik mereka sampai sekarang.
The Crusade dan Shogun: Eksperimen Serius
Setelah sukses di Ascendancy, mereka rilis The Crusade (2006), yang lebih ke arah thrash metal klasik. Banyak yang bilang albumnya “kayak Metallica era 80-an tapi versi modern.” Bahkan Matt Heafy waktu itu hampir gak pakai scream, lebih ke vokal clean yang mirip James Hetfield.
Tapi gak semua fans suka perubahan ini. Untungnya, di Shogun (2008), mereka berhasil gabungin semua elemen yang bikin mereka spesial — scream, clean vocal, riff gila, tempo rumit, bahkan elemen progresif. Lagu “Shogun” berdurasi lebih dari 11 menit dan jadi bukti bahwa Trivium bukan band metal biasa.
Konsistensi dan Evolusi Musik Trivium
Setelah itu, Trivium makin solid secara musikal. Mereka terus ngerilis album secara konsisten:
-
In Waves (2011) – lebih dark, lebih atmosferik
-
Vengeance Falls (2013) – diproduseri oleh David Draiman (Disturbed), lebih melodik
-
Silence in the Snow (2015) – full clean vocal, lebih epik
-
The Sin and the Sentence (2017) – kembalinya scream dan masuknya Alex Bent, bikin sound mereka makin brutal
-
What the Dead Men Say (2020) – solid dan variatif
-
In the Court of the Dragon (2021) – album yang sangat matang, agresif tapi tetap musikal
Trivium itu unik karena gak pernah stuck di satu gaya. Mereka selalu cari cara buat berkembang tanpa kehilangan ciri khas.
Live Performance dan Fan Engagement
Trivium bukan cuma jago di studio. Di atas panggung, mereka selalu tampil energik dan presisi. Matt Heafy sering jadi highlight karena bisa main gitar sambil nyanyi scream dan clean — dan semuanya on point.
Yang bikin mereka makin spesial, Matt juga aktif banget di dunia digital. Dia sering live stream di Twitch, ngobrol sama fans, main game, latihan gitar, bahkan kadang latihan vokal scream di depan kamera. Ini bikin fans ngerasa deket banget sama bandnya.
Kenapa Lo Harus Dengerin Trivium?
-
Musikalitas tinggi, tapi tetap bisa dinikmati banyak orang
Mereka bisa main yang rumit tapi tetap enak didengar. -
Lirik yang dalem
Mulai dari soal perang, krisis identitas, sampai pertanyaan eksistensial. -
Satu paket lengkap
Gak cuma berat dan teknikal, tapi juga punya momen yang catchy dan emosional. -
Band yang deket sama fans
Di era digital, gak semua band bisa relevan dan humble kayak Trivium.
Trivium Adalah Metal yang Terus Berevolusi
Trivium bukan band yang suka main aman. Dari awal karier sampai sekarang, mereka selalu berkembang. Kadang eksperimen mereka bikin fans bingung, tapi gak pernah bikin mereka kehilangan arah.
Kalau lo suka band yang punya identitas kuat tapi juga gak takut ngulik hal baru, Trivium harus masuk playlist lo. Mulai aja dari Ascendancy kalau mau nostalgia, atau langsung ke In the Court of the Dragon buat ngerasain Trivium versi paling matang.
Mau moshing? Bisa. Mau headbang sambil mikir? Bisa juga. Karena Trivium bukan sekadar band metal — mereka adalah perjalanan musik yang terus hidup.