
Kalau lo ngerasa dunia musik sekarang mulai “terlalu rapi”, dan lo kangen suara gitar yang mentah, vokal yang nyaring, dan energi rock ‘n’ roll yang liar—lo wajib kenal sama The Datsuns. Band asal Cambridge, Selandia Baru ini adalah bukti kalau rock sejati belum punah. Mereka mungkin gak segede nama-nama mainstream, tapi kualitas dan attitude-nya? Gak kalah gahar sama band rock kelas dunia.
Yuk, kita bahas kenapa The Datsuns layak lo masukin ke playlist dan kenapa mereka bisa bikin lo jatuh cinta lagi sama rock yang raw, keras, dan jujur.
Awal Mula: Dari Kota Kecil ke Panggung Internasional
The Datsuns dibentuk tahun 2000, tapi mereka udah mulai manggung sejak 1995 di bawah nama lain. Formasi intinya adalah:
-
Dolf de Borst – vokal & bass
-
Christian Livingstone – gitar
-
Phil Buscke – gitar
-
Matt Osment – drum (awal), digantikan oleh Ben Cole di tahun-tahun berikutnya
Mereka lahir di tengah era ketika musik rock udah mulai dibanjiri sama pop punk dan nu metal. Tapi The Datsuns malah milih jalan yang beda—mereka bawa kembali semangat garage rock revival. Musik mereka keras, kencang, dan penuh semangat, dengan pengaruh besar dari band kayak Led Zeppelin, AC/DC, Deep Purple, sampai The Stooges.
Ledakan Internasional: Self-Titled Album (2002)
Tahun 2002 jadi tahun meledaknya The Datsuns secara internasional. Mereka rilis album debut self-titled “The Datsuns”, yang langsung dapet perhatian besar dari media Inggris dan Eropa. Bahkan John Peel dari BBC dan NME sempat nyebut mereka sebagai “rock savior” dari generasi baru.
Lagu-lagu kayak:
-
“MF From Hell”
-
“Harmonic Generator”
-
“Lady”
-
“In Love”
Langsung jadi signature tracks mereka. Energinya brutal, riff-nya nendang, dan lo bisa ngerasain semangat anak muda yang cuma pengen ngerock tanpa basa-basi.
Gak Cuma Hype: The Datsuns Terus Konsisten
Setelah debutnya yang sukses, mereka gak berhenti. Mereka rilis:
-
Outta Sight/Outta Mind (2004) – diproduseri oleh John Paul Jones dari Led Zeppelin! Ini bukti mereka dihormati juga oleh legend.
-
Smoke & Mirrors (2006)
-
Headstunts (2008) – FYI, ini anagram dari “The Datsuns”
-
Death Rattle Boogie (2012)
-
Deep Sleep (2014)
-
Eye to Eye (2021) – album paling baru yang solid banget walau udah lewat dua dekade dari awal karier mereka.
Setiap album punya karakter sendiri, tapi tetap konsisten dalam urusan energi dan semangat rock yang gak neko-neko. Gak ada autotune lebay, gak ada gimmick digital—pure analog spirit!
Ciri Khas The Datsuns: Nendang dan Gak Ngelawak
Kalau lo dengerin The Datsuns, lo bakal langsung ngerti satu hal: mereka serius soal musik, tapi gak sok serius. Musik mereka kenceng, penuh attitude, tapi tetap fun. Mereka gak mencoba jadi band kompleks atau sok artsy. Mereka main musik karena cinta dan energi yang murni dari rock ‘n’ roll.
Gitar twin-lead mereka adalah salah satu kekuatan terbesar. Di lagu-lagu kayak “Gold Halo” dan “Super Gyration”, lo bisa denger gimana harmonisasi gitar yang solid banget tapi tetap liar. Belum lagi vokal Dolf yang khas, nyaring tapi enak didengerin, penuh karakter.
The Datsuns di Era Sekarang
Di era di mana banyak band mulai ngikutin tren demi engagement, The Datsuns tetap di jalur mereka sendiri. Mereka mungkin gak viral di TikTok, tapi mereka punya basis penggemar loyal yang tahu kualitas sejati itu gak perlu dibungkus filter.
Album Eye to Eye (2021) jadi bukti mereka masih relevan. Lagu kayak “Dehumanise” dan “Brain to Brain” adalah kombinasi keren dari riff gahar dan sound old-school. Mereka gak mencoba jadi modern, tapi itulah justru yang bikin mereka fresh dan beda dari yang lain.
Kenapa Lo Harus Dengerin The Datsuns?
-
Buat lo yang kangen rock asli. Gak ada pretensi. Cuma distorsi, semangat, dan jiwa.
-
Musik mereka cocok buat semua mood. Lagi ngebut di jalan, lagi workout, atau cuma pengen ngerasa “hidup” lagi—mereka punya soundtrack-nya.
-
Gak banyak band kayak mereka sekarang. Band yang tetap ngejalanin musik karena cinta, bukan demi trending.
The Datsuns, Harta Karun Rock yang Gak Banyak Orang Sadar
The Datsuns adalah band yang harusnya dapet spotlight lebih besar. Mereka punya semua elemen penting dari rock ‘n’ roll sejati: sound mentah, attitude gila, dan dedikasi tanpa kompromi. Kalau lo capek sama musik digital yang terlalu halus dan pengen sesuatu yang lebih “real”, coba dengerin katalog mereka dari awal sampai akhir.
Dan inget, kadang band terbaik bukan yang paling sering muncul di TV atau media sosial, tapi yang musiknya bisa lo rasain langsung ke tulang.