
Kalau ada band yang bisa ngajak lo jalan-jalan ke dalam kepala sendiri, itu pasti Pink Floyd. Mereka bukan cuma main musik—mereka bikin pengalaman audio yang bisa bikin lo mikir, merenung, bahkan tersesat (dalam cara yang positif). Musik mereka tuh kayak soundtrack buat mimpi aneh tapi bermakna.
Pink Floyd bukan band biasa. Mereka tuh ikon musik progresif yang berani eksplor tema berat kayak kehilangan, kegilaan, perang, kapitalisme, sampai pencarian makna hidup. Tapi dibawakan lewat lagu-lagu yang indah, misterius, dan kadang bikin lo bengong.
Awal Mula Pink Floyd: Dari Kampus ke Psychedelic Rock
Pink Floyd dibentuk di London, Inggris, tahun 1965. Awalnya mereka dikenal di scene underground karena musik psychedelic yang beda banget dari band lain. Formasi awalnya:
-
Syd Barrett – vokal, gitar, penulis lagu utama
-
Roger Waters – bass, vokal
-
Richard Wright – keyboard, vokal
-
Nick Mason – drum
Nama “Pink Floyd” sendiri diambil dari dua musisi blues: Pink Anderson dan Floyd Council. Keren gak tuh?
Mereka mulai dikenal lewat penampilan live yang penuh visual, lampu-lampu trippy, dan suara aneh-aneh yang bikin lo ngerasa lagi di luar angkasa.
Era Syd Barrett: Jenius yang Terlalu Cepat Terbakar
Album debut mereka, “The Piper at the Gates of Dawn” (1967), penuh dengan lagu-lagu imajinatif, eksentrik, dan surreal. Lagu kayak “Astronomy Domine” dan “Interstellar Overdrive” nunjukin potensi besar Pink Floyd.
Sayangnya, Syd Barrett mulai kehilangan kendali karena masalah mental dan penggunaan LSD yang berat. Akhirnya, dia keluar dari band, dan digantikan oleh David Gilmour—gitaris yang bakal jadi bagian penting dari identitas Pink Floyd.
Transisi ke Musik Progresif: Mulai “Serius” dan Filosofis
Setelah kepergian Syd, Roger Waters mulai pegang kendali dalam penulisan lagu. Arah musik mereka berubah jadi lebih gelap, dalam, dan konseptual. Lagu-lagu Pink Floyd bukan cuma soal cinta atau kehidupan sehari-hari, tapi lebih kayak cerita tentang jiwa manusia, sistem sosial, dan realita hidup.
Mulailah era album-album konsep yang legendaris.
Album Ikonik Pink Floyd yang Gak Boleh Dilewatin
🎧 The Dark Side of the Moon (1973)
Ini salah satu album terbaik sepanjang masa. Temanya kompleks: waktu, kematian, uang, kegilaan, dan eksistensi. Lagu kayak “Time”, “Money”, dan “Us and Them” masih terdengar relevan sampe sekarang. Dan jangan lupa suara detak jantung di pembuka album yang udah jadi ciri khas.
Album ini sukses gila—nongkrong di Billboard 200 selama lebih dari 900 minggu! Gila, kan?
🎧 Wish You Were Here (1975)
Album ini bisa dibilang surat cinta buat Syd Barrett, yang hilang karena gangguan mental. Lagu “Shine On You Crazy Diamond” jadi tribute yang sangat menyentuh. Lagu “Wish You Were Here” juga jadi anthem buat siapa aja yang pernah ngerasa kehilangan atau kangen seseorang.
🎧 Animals (1977)
Lebih politis dan tajam. Album ini menggambarkan manusia dalam tiga kategori: anjing, babi, dan domba—simbol dari kapitalis, penguasa, dan masyarakat umum. Keras tapi cerdas.
🎧 The Wall (1979)
Nah ini, mahakarya Pink Floyd. Cerita tentang seorang rockstar fiktif bernama Pink yang membangun tembok emosional di sekeliling dirinya. Lagu-lagu kayak “Another Brick in the Wall”, “Hey You”, dan “Comfortably Numb” udah jadi bagian dari sejarah musik.
David Gilmour vs Roger Waters: Duo yang Gak Pernah Akur
Meski sukses besar, hubungan antar personel gak selalu mulus. Khususnya antara Roger Waters dan David Gilmour. Keduanya punya visi yang beda soal arah musik Pink Floyd.
Waters lebih konseptual dan suka eksplor tema berat. Gilmour lebih fokus ke melodi dan emosi. Konflik mereka akhirnya bikin Waters keluar dari band tahun 1985. Tapi, Gilmour, Wright, dan Mason tetap jalan terus bawa nama Pink Floyd.
Meskipun sempat reuni di konser Live 8 tahun 2005 (yang bikin fans seluruh dunia nangis), hubungan mereka tetap dingin.
Kenapa Pink Floyd Masih Relevan Sampai Sekarang?
-
Musik yang melampaui zaman
Gak peduli lo dengerin di tahun 70an atau 2025, lagu Pink Floyd tetap kerasa modern dan menyentuh. -
Lirik penuh makna
Mereka gak pernah bikin lagu kosong. Setiap kata punya bobot, dan kadang lo butuh waktu buat mencerna semuanya. -
Visual & konsep gila
Dari artwork album, konser, sampai film The Wall, semuanya digarap serius dan artistik banget. -
Influence gede banget
Banyak band—dari Tool, Radiohead, sampai Muse—terinspirasi dari cara Pink Floyd membangun atmosfer dan cerita lewat musik.
Pink Floyd Itu Pengalaman, Bukan Sekadar Musik
Dengerin Pink Floyd tuh kayak nonton film sambil baca puisi sambil ngelamun di luar angkasa. Musik mereka bukan cuma buat didenger, tapi dirasain dan direnungkan. Mereka ngajarin kita bahwa musik bisa jadi medium untuk eksplorasi diri, kritik sosial, dan bahkan penyembuhan jiwa.
Kalau lo belum pernah dengerin Pink Floyd, mulai dari “Wish You Were Here” atau “The Dark Side of the Moon”. Siap-siap aja kehisap masuk ke dimensi yang lain.