M B V, Album My Bloody Valentine Yang Terhenti Lama Produksinya Namun Sukses

M B V, My Bloody Valentine mempunyai cerita yang begitu panjang untuk M B V, Album My Bloody Valentine Yang Terhenti Lama Produksinya Namun Sukses, dikarenakan Konflik internal yang memang sangat lama penyelesaiannya, berikut penjelasannya.

M B V

Latar Belakang

Album M B V adalah album studio ketiga dari band shoegaze legendaris asal Irlandia, My Bloody Valentine. Dirilis pada 2 Februari 2013, album ini merupakan karya pertama mereka setelah album ikonik Loveless yang keluar pada tahun 1991. Jadi, ada jeda 22 tahun antara kedua album tersebut dan itu menjadikan m b v sebagai salah satu album comeback yang paling dinanti dalam sejarah musik alternatif.

Setelah merilis Loveless, My Bloody Valentine sempat menandatangani kontrak dengan label Island Records. Namun, proses produksi album ketiga mereka menemui banyak hambatan baik teknis, finansial, maupun kreatif. Kevin Shields, pemimpin band sekaligus produser utama, mengalami kesulitan dalam menyelesaikan materi baru. Ia juga dikenal sangat perfeksionis, dan seringkali membongkar ulang lagu-lagu yang sudah hampir selesai. Sebagian besar materi m b v sebenarnya mulai direkam pada 1996–1997, tetapi baru dirampungkan dan dirilis pada 2012–2013.

Album ini dirilis secara independen oleh band melalui website mereka. Banyak kritikus memuji bahwa My Bloody Valentine tidak mencoba mengejar tren, tapi justru membuat karya yang jujur sesuai visi mereka, Respons kritis umumnya sangat positif, bahkan dianggap sebagai penerus spiritual Loveless yang layak.

Baca juga : Loveless, Album Kedua Yang Sukses Dari My Bloody Valentine

Gaya Musik

Gaya musik di album m b v dari My Bloody Valentine adalah shoegaze, tapi dengan beberapa pendekatan yang lebih eksperimental dibanding album sebelumnya, Loveless 1991. Di album ini, mereka tetap mempertahankan elemen-elemen khas shoegaze, tapi membaginya menjadi semacam perjalanan sonik yang terbagi dalam tiga bagian gaya.

Album ini bisa dibilang tidak mengikuti tren zaman, tapi justru menawarkan pengalaman musik yang tidak kompromi dan sangat personal. m b v adalah bukti bahwa My Bloody Valentine tetap setia pada visi sonik mereka, bahkan setelah 20+ tahun hiatus.

Pengaruh

Pengaruh album m b v dari My Bloody Valentine bisa dibilang cukup unik dan signifikan, terutama karena ini adalah album yang datang 22 tahun setelah album legendaris mereka, Loveless. Meski bukan album revolusioner seperti pendahulunya, m b v tetap memiliki dampak kuat di skena musik alternatif dan eksperimental.

membuktikan bahwa shoegaze masih hidup dan bisa terus berkembang meski muncul dari band yang sudah lama vakum. Banyak band muda yang terdorong untuk menggali kembali gaya shoegaze setelah perilisan album ini.

Struktur lagu yang tidak konvensional dan eksperimen tekstur suara di m b v menginspirasi musisi dari berbagai genre, termasuk elektronik, ambient, hingga noise. Artis seperti Oneohtrix Point Never, Deafheaven, dan Ben Frost sempat disebut-sebut terpengaruh secara estetika oleh My Bloody Valentine.

Secara simbolis, m b v memperkuat posisi My Bloody Valentine sebagai ikon kultus dalam sejarah musik alternatif. Album ini muncul sebagai semacam mitos yang jadi nyata  dan meskipun tidak mengejutkan seperti Loveless, tetap dipuji karena setia pada suara dan visi unik mereka.

m b v tidak mengubah lanskap musik secara langsung seperti Loveless, tapi ia mengukuhkan kembali pentingnya My Bloody Valentine dalam sejarah musik modern, dan menjadi pemicu penting bagi generasi baru musisi eksperimental dan shoegaze.

Nah jika kalian kemarin sudah mendengarkan album Loveless dari My Bloody Valentine, sekarang di coba deh dengarkan M B V, Album My Bloody Valentine Yang Terhenti Lama Produksinya Namun Sukses. Karena Album ini menetapkan sebagai Genre Shoegaze yang tidak akan pernah redup.

Scroll to Top