
Kalau lo suka musik yang gelap, dalam, dan penuh nuansa kesepian—tapi tetap keren dan stylish—lo wajib kenal sama Joy Division. Band asal Inggris ini bukan cuma pionir post-punk, tapi juga punya aura misterius yang bikin mereka tetap dibicarakan puluhan tahun setelah bubar. Bahkan bisa dibilang, Joy Division itu bukan cuma band, tapi sebuah atmosfer.
Awal Mula Joy Division: Dari Punk ke Post-Punk
Joy Division terbentuk tahun 1976 di Salford, Inggris. Awalnya mereka punya nama Warsaw, terinspirasi dari lagu David Bowie, “Warszawa.” Tapi karena ada band lain dengan nama mirip, akhirnya mereka ganti jadi Joy Division—nama kontroversial yang diambil dari novel House of Dolls, tentang “divisi” perempuan tahanan di kamp Nazi. Gelap? Iya. Tapi itu udah jadi ciri khas mereka.
Formasi band ini cukup solid, terdiri dari:
-
Ian Curtis – vokalis, penulis lirik utama
-
Bernard Sumner – gitar, keyboard
-
Peter Hook – bass
-
Stephen Morris – drum
Mereka muncul di tengah maraknya punk rock di Inggris. Tapi Joy Division gak sekadar teriak dan ngamuk. Musik mereka punya struktur yang lebih kompleks, lirik yang puitis dan kelam, serta atmosfer yang bikin lo merinding.
Gaya Musik Joy Division: Simple Tapi Menyayat
Kalau lo dengerin lagu-lagu Joy Division, kesan pertama mungkin: sederhana banget. Gitar gak terlalu banyak efek, bass dominan, drum lurus, dan suara Ian Curtis kayak orang nyanyi sambil tenggelam.
Tapi justru dari situ letak kekuatan mereka.
-
Bassline Peter Hook jadi ciri khas—melodius dan sering jadi “lead” lagu.
-
Gitar Bernard Sumner mengisi celah dengan riff yang kering tapi menusuk.
-
Drum Morris terdengar mekanikal dan presisi.
-
Dan tentu saja, vokal Ian Curtis yang penuh rasa sakit, seperti jeritan batin yang dingin dan putus asa.
Gaya mereka ini kemudian jadi blueprint buat banyak band post-punk dan alternative di era berikutnya.
Lirik: Penuh Kegelapan dan Perenungan
Lirik-lirik Ian Curtis bukan sekadar puisi gelap. Dia nulis dari tempat yang sangat personal. Ian menderita epilepsi dan juga masalah psikologis berat. Lagu-lagunya sering bicara soal alienasi, kehilangan kontrol, kehampaan, dan eksistensi.
Contohnya:
-
“She’s Lost Control” – tentang seseorang yang menderita epilepsi
-
“Isolation” – curhatan soal kesepian dan keterasingan
-
“Decades” – lirik tentang generasi muda yang hancur
Kalau lo baca liriknya, rasanya kayak baca diary seseorang yang sedang tenggelam dalam gelap, tapi tetep mencoba meraba-raba cahaya.
Album Legendaris Joy Division
🎧 Unknown Pleasures (1979)
Album debut mereka ini bisa dibilang salah satu album paling ikonik dalam sejarah musik alternatif. Cover-nya aja—grafik pulsa radio—udah jadi simbol budaya pop.
Lagu-lagu kayak:
-
“Disorder”
-
“New Dawn Fades”
-
“Shadowplay”
…bukan cuma enak didengerin, tapi juga ngasih suasana yang haunting banget. Produksi dari Martin Hannett bikin album ini terdengar kayak lo lagi di lorong panjang penuh gema.
🎧 Closer (1980)
Album kedua ini jauh lebih kelam, lebih eksperimental, dan lebih “depresif.” Tapi juga dianggap masterpiece. Lagu seperti:
-
“Isolation”
-
“The Eternal”
-
“Heart and Soul”
…jadi penutup tragis dari karier Joy Division.
Kematian Ian Curtis: Akhir yang Tragis, Awal Legenda
Pada tanggal 18 Mei 1980, sehari sebelum tur AS pertama mereka, Ian Curtis ditemukan meninggal karena bunuh diri. Dia baru berusia 23 tahun. Dunia musik hancur. Tapi dalam waktu singkat, Joy Division berubah dari band cult jadi legenda.
Lahirnya New Order: Terang Setelah Gelap
Setelah kepergian Ian, tiga anggota yang tersisa sepakat lanjut bikin musik dengan formasi baru: mereka membentuk New Order, dan musiknya jadi lebih elektronik dan dancey, tapi tetap punya rasa “dingin” khas Joy Division.
New Order sukses besar dengan lagu-lagu seperti “Blue Monday” dan “Bizarre Love Triangle,” tapi rasa duka dan kenangan akan Ian Curtis selalu melekat.
Warisan dan Pengaruh Joy Division
Meski cuma punya dua album studio dan eksis gak sampai 5 tahun, pengaruh Joy Division luar biasa besar. Banyak banget band dan musisi yang terinspirasi sama mereka, mulai dari:
-
The Cure
-
Interpol
-
Editors
-
Nine Inch Nails
-
Radiohead
-
Fontaines D.C.
Bahkan di era sekarang, kaos Unknown Pleasures masih jadi fashion statement di mana-mana. Entah lo tau bandnya atau enggak, desainnya udah ikonik banget.
Kenapa Joy Division Masih Relevan?
-
Musiknya gak lekang zaman
Minimalis tapi penuh emosi. Cocok didengerin kapan pun. -
Liriknya dalam banget
Ngegambarin kondisi mental, sosial, dan eksistensi dengan puitis. -
Aura band yang misterius dan otentik
Joy Division gak pernah “berusaha” keren—mereka emang keren secara alami. -
Impact budaya yang luas
Dari musik, fashion, film, sampai sastra, Joy Division punya jejak di mana-mana.
Joy Division Bukan Buat Semua Orang, Tapi Kalau Nyambung… Lo Gak Akan Lupa
Joy Division adalah band yang gak bisa lo anggap remeh. Mereka bukan band pesta, bukan juga band radio friendly. Tapi kalau lo lagi sendirian, di malam gelap, dengan pikiran yang gak bisa berhenti mikir… lagu mereka bisa jadi pelukan hangat dari kegelapan.
Kalau lo belum pernah dengerin, mulai aja dari “Love Will Tear Us Apart”—lagu cinta paling sedih sepanjang masa. Tapi hati-hati, begitu masuk ke dunia Joy Division… susah buat keluar.