
Kalau ngomongin band yang paling bisa ngegabungin suara gitar cempreng, lirik bego (tapi relate), dan semangat bocah tengil yang nggak pernah dewasa, ya jawabannya cuma satu: Blink-182. Band asal California ini bukan cuma ngebentuk wajah pop punk era akhir 90-an dan awal 2000-an, tapi juga ngebentuk masa remaja jutaan orang—termasuk gue, lo, dan mungkin semua anak skena yang pernah pakai kaus Vans dan nyoret-nyoret tas pakai spidol.
Yuk kita kulik tuntas kisah Blink-182, dari awal mereka muncul sampai sekarang, plus kenapa mereka masih relevan walaupun udah lewat tiga dekade sejak pertama kali ngebentuk band.
Awal Mula: Dari Garasi ke MTV

Blink-182 dibentuk tahun 1992 di Poway, California. Formasi awalnya adalah:
-
Mark Hoppus (bass, vokal),
-
Tom DeLonge (gitar, vokal),
-
Scott Raynor (drum).
Awalnya nama mereka cuma “Blink”, tapi karena ada band Irlandia yang udah pakai nama itu, mereka nambahin angka random: “182”. Sampai sekarang, angka itu masih jadi misteri. Ada yang bilang itu jumlah kata umpatan di film Scarface, tapi Mark sendiri bilang itu cuma angka asal.
Mereka mulai dengan album indie Cheshire Cat (1995), tapi baru benar-benar meledak setelah album kedua, Dude Ranch (1997), terutama karena lagu Dammit yang jadi anthem remaja broken heart di mana-mana.
Travis Barker: Game Changer!

Di tahun 1998, Scott Raynor cabut, dan digantikan oleh Travis Barker, drummer super gila yang sebelumnya main di The Aquabats. Masuknya Travis ini ibarat cheat code. Blink jadi jauh lebih tight, lebih energik, dan lebih ‘matang’, walau tetep tengil.
Setelah itu mereka ngerilis album legendaris yang bener-bener ngeledakin mereka ke dunia mainstream: Enema of the State (1999). Lagu-lagu kayak:
-
What’s My Age Again?
-
All the Small Things
-
Adam’s Song
…langsung meledak di MTV dan radio. Musik video mereka lucu-lucu, absurd, dan nyentil—dan semuanya jadi ciri khas Blink.
Gaya Musik dan Lirik: Konyol Tapi Jujur
Salah satu kekuatan Blink-182 adalah kemampuan mereka bikin lagu yang catchy banget, dengan lirik yang kadang ngaco, kadang menyentuh, kadang dua-duanya sekaligus. Mereka ngebawa semangat punk rock tapi dibalut dengan humor dan pop sense yang kuat. Contohnya:
-
The Rock Show – tentang cinta remaja yang simpel tapi ngena.
-
First Date – awkward-nya kencan pertama.
-
Stay Together for the Kids – refleksi perceraian orang tua (serius banget, kan?).
Blink tuh kayak perwakilan dari semua anak remaja yang bingung, labil, tapi masih bisa ketawa walau hidup berantakan.
Album Ikonik Mereka: Wajib Denger!
1. Enema of the State (1999)

Album yang bikin mereka jadi raja pop punk. Sound-nya clean, fun, dan super catchy.
2. Take Off Your Pants and Jacket (2001)

Lanjut dari Enema, album ini lebih dewasa sedikit (sedikit doang ya). Lagu kayak Anthem Part Two dan Stay Together for the Kids mulai nyentuh isu-isu yang lebih serius.
3. Blink-182 (2003)

Sering disebut “Untitled Album” karena self-titled, ini album yang gelap dan eksperimental buat ukuran Blink. Ada I Miss You yang mellow banget, dan Feeling This yang edgy.
Drama Internal: Pecah, Balik Lagi, Pecah Lagi
Tahun 2005, Blink-182 bubar. Tom DeLonge fokus ke band barunya, Angels & Airwaves, sementara Mark dan Travis bikin +44. Tapi fans nggak pernah move on. Apalagi waktu Travis hampir meninggal karena kecelakaan pesawat di 2008—itu bikin mereka reconnect lagi.
Akhirnya tahun 2009, Blink-182 reunian dan rilis Neighborhoods (2011). Tapi chemistry-nya udah beda. Tom akhirnya cabut lagi, dan digantikan oleh Matt Skiba dari Alkaline Trio. Bersama Matt, mereka rilis album:
-
California (2016) – dapet Grammy nomination.
-
Nine (2019) – lebih modern dan emo-ish.
Lalu… boom! Tahun 2022, Tom balik lagi. Blink-182 pun reuni formasi klasik, dan ngeluarin album One More Time… (2023). Dan yes, mereka masih bisa bikin lagu yang bikin kita ketawa dan nangis sekaligus.
Kenapa Blink-182 Masih Relevan Sampai Sekarang?
-
Mereka Otentik Mereka gak pernah maksa jadi dewasa. Justru mereka embrace ke-absurdan, awkwardness, dan kebodohan yang kita semua rasain.
-
Mereka Bertumbuh Bahkan dalam lirik-lirik yang nyeleneh, Blink tetap berani ngomongin hal serius. Dari soal kematian, perceraian, sampai kehilangan.
-
Musik Mereka Timeless Lo bisa dengerin All the Small Things sekarang dan tetap ngerasa relate. Gak semua band pop punk bisa kayak gitu.
-
Pengaruh Budaya Tanpa Blink, mungkin gak ada band kayak Neck Deep, State Champs, atau bahkan Machine Gun Kelly yang berubah jadi pop punker.
Fun Facts Blink-182 yang Mungkin Belum Lo Tahu
-
Mark Hoppus pernah jadi host acara TV musik di Fuse.
-
Travis Barker adalah drummer yang kolaborasinya paling absurd—dari hip hop sampe K-pop.
-
Tom DeLonge percaya banget sama alien, sampe bikin organisasi riset luar angkasa, To The Stars Academy.
-
Mereka pernah di-roast oleh Eminem di lagu The Real Slim Shady. Tapi ya, Blink juga nge-roast orang terus, jadi impas.
Blink-182 Itu Bukan Cuma Band, Tapi Gaya Hidup
Blink-182 adalah soundtrack masa muda banyak orang, dan mereka berhasil ngebawa semangat itu sampai sekarang tanpa kelihatan maksa. Mereka ngajarin kita bahwa:
-
Gak apa-apa jadi childish,
-
Gak apa-apa galau sambil ketawa,
-
Dan yang paling penting: musik itu buat dinikmati, bukan diseriusin mulu.
Dari remaja cupu sampai bapak-bapak bertato yang masih nangis dengerin I Miss You, Blink-182 udah jadi bagian dari hidup kita.
So, apakah Blink masih relevan? Hell yes. Mereka bukan cuma legenda pop punk—mereka adalah pengingat bahwa kita semua, di balik umur dan rutinitas, masih bocah tengil yang suka musik keras dan hati yang lembut.