
Kalau lo lagi cari band yang bisa bikin lo galau, lompat-lompat, terus mendadak mikir soal hidup, Tiny Moving Parts adalah jawabannya. Band satu ini bisa dibilang unik banget. Gimana enggak? Mereka nyampur emo, math rock, post-hardcore, dan pop punk jadi satu adonan musik yang energik sekaligus mewek-able. Dan yang lebih gokil, mereka cuma bertiga—tapi bisa bikin suara yang kedengarannya kayak seisi stadion.
Yuk, kita bahas tuntas band yang satu ini, dari awal mula, album keren mereka, sampai kenapa lo harus banget dengerin lagu-lagunya.
Siapa Sih Tiny Moving Parts Itu?
Tiny Moving Parts dibentuk tahun 2008 di kota kecil bernama Benson, Minnesota, Amerika Serikat. Band ini terdiri dari tiga orang:
-
Dylan Mattheisen (vokal dan gitar)
-
Matthew Chevalier (bass dan vokal latar)
-
Billy Chevalier (drum)
Fun fact: Matthew dan Billy itu saudara kembar, dan Dylan adalah sepupu mereka. Jadi ini literally band keluarga! Tapi jangan kira musik mereka kayak band keluarga yang main di pernikahan—ini lebih ke arah “konser emosional yang bikin jantung deg-degan”.
Gaya Musik Tiny Moving Parts: Emosional Tapi Jenius
Gaya musik Tiny Moving Parts sering disebut sebagai kombinasi antara math rock dan emo revival. Artinya, mereka mainin riff gitar yang ribet-ribet (alias teknikal banget) sambil nyanyi atau teriak soal perasaan yang dalam.
Bayangin suara gitar tapping-tapping kaya air hujan di jendela, beat drum cepet yang nggak bikin capek, dan vokal yang seolah-olah lagi curhat ke lo langsung. Itulah vibe Tiny Moving Parts.
Musik mereka cocok banget buat lo yang suka band kayak:
-
American Football
-
The Fall of Troy
-
TTNG
-
Foxing
-
atau bahkan Paramore (kalau lo suka yang emosional)
Perjalanan Karier dan Album-Album yang Harus Lo Dengerin
1. This Couch is Long & Full of Friendship (2013)
Ini adalah album debut mereka yang dirilis secara independen sebelum akhirnya di-reissue sama Triple Crown Records. Album ini langsung ngasih statement: “Kami bertiga tapi kami bisa lebih keras dari band 5 orang!”
Lagu andalan:
-
“Dakota”
-
“Grayscale”
-
“Vacation Bible School”
Isinya udah kayak roller coaster emosi plus teknik gitar yang nggak main-main. Bikin pendengar speechless.
2. Pleasant Living (2014)
Album ini nunjukin bahwa mereka bukan one-album wonder. Gaya tapping dan scream makin tajam, tapi ada juga sisi mellow dan catchy-nya.
Coba denger:
-
“Always Focused”
-
“Entrances & Exits”
Lagu-lagu ini udah mulai kelihatan lebih “rapih” tanpa ngilangin kegilaan khas mereka.
3. Celebrate (2016)
Di album ini, mereka makin mateng dan struktur lagu makin variatif. Dylan makin gila main gitarnya—kadang bisa tapping sambil nyanyi tanpa kedengeran ngos-ngosan.
Coba denger:
-
“Common Cold”
-
“Headache”
-
“Caution”
Album ini solid banget dan banyak fans yang mulai nemu mereka dari sini.
4. Swell (2018)
Nah, ini album yang bisa dibilang salah satu yang paling “relatable”. Banyak lirik tentang mental health, kebingungan hidup, dan kehilangan arah—tapi dibalut musik yang energik dan vibrant.
Rekomendasi lagu:
-
“Caution”
-
“Feel Alive”
-
“Malfunction”
Fun fact: video klip “Caution” lucu banget, mereka joget-joget absurd pakai kostum, tapi tetap dapet feel depresinya. Ironis, tapi ngena.
5. breathe (2019)
Album ini nunjukin sisi lebih kalem dan introspektif dari Tiny Moving Parts. Masih penuh dengan teknik gitar canggih, tapi kali ini lebih chill dan liris.
Beberapa lagu jagoan:
-
“Medicine”
-
“Vertebrae”
-
“Bloody Nose”
Banyak yang bilang album ini cocok buat lo yang lagi mellow di tengah malam, tapi pengen tetap berasa ada power.
6. self-titled: Tiny Moving Parts (2022)
Ini album paling baru mereka yang dirilis setelah sempat ganti label. Secara sound, mereka masih konsisten, tapi mulai eksplorasi elemen pop-punk dan lebih gampang dicerna.
Lagu-lagu seperti:
-
“Demons Are Taking Over”
-
“North Shore”
-
“Tangled Up”
bikin album ini terasa fresh tapi tetap loyal ke fans lama.
Kenapa Harus Dengerin Tiny Moving Parts?
1. Teknik Gitar yang Gila
Dylan Mattheisen itu bisa dibilang gitaris underrated. Cara dia main tapping sambil nyanyi itu kayak mustahil—tapi dia lakuin tiap lagu. Buat lo yang suka musik teknikal, ini surganya.
2. Lirik yang Ngena Banget
Lirik-lirik Tiny Moving Parts kayak kutipan diary anak broken heart yang pinter. Banyak metafora, tapi tetap gampang dipahami. Contohnya lirik dari lagu “Dakota”:
“I’m a waste of time and space and energy. Sometimes I feel like I don’t belong anywhere.”
Ugh. Sakitnya tuh di telinga terus turun ke hati.
3. Live Show yang Liar
Meskipun cuma bertiga, konser mereka bener-bener gila. Energi mereka kayak baru disuntik semangat 45. Dylan sering lompat-lompat, kadang naik ke speaker, tapi tetap bisa main gitar rapih. Salut, bro.
Masa Depan Tiny Moving Parts?
Sampai sekarang, Tiny Moving Parts masih aktif dan terus tur. Mereka udah sering main di Eropa, Asia, dan pastinya Amerika. Komunitas mereka nggak sebesar band mainstream, tapi solid banget. Mereka juga cukup aktif di media sosial dan sering ngasih kabar soal tour, rilisan baru, bahkan sesi Q&A bareng fans.
Tiny Moving Parts itu paket lengkap: musikalitas tinggi, emosional, dan gak takut untuk eksplorasi. Mereka kayak teman yang bisa nemenin lo saat lagi hancur, tapi juga bisa ngajak joget pas semuanya baik-baik aja.
Buat lo yang belum pernah dengerin mereka, mulai dari album “Swell” atau “Celebrate” buat pemanasan. Tapi kalau lo langsung mau yang all-out, tancep gas ke “This Couch is Long & Full of Friendship”.
Jangan remehkan ukuran band. Meskipun cuma trio, Tiny Moving Parts udah buktiin bahwa musik yang jujur, teknikal, dan penuh emosi bisa nendang keras banget di hati.