DIIV, Sebelumnya kita membahas tentang Band Shoegaze yang bernama My Bloody Valentine, nah sekarang kita akan membahas DIIV, Band Shoegaze Sukses Dikalangan Anak Muda.
Latar Belakang
Dibentuk pada tahun 2011 oleh Zachary Cole Smith, yang sebelumnya dikenal sebagai gitaris live dari Beach Fossils. Awalnya, proyek ini dinamai Dive, terinspirasi dari lagu Nirvana dan fakta bahwa semua anggota awalnya memiliki zodiak elemen air. Namun, pada Mei 2012, nama tersebut diubah menjadi DIIV untuk menghormati band industrial asal Belgia bernama Dive, yang dibentuk oleh Dirk Ivens pada awal 1990an.
Pada 2012 Mereka mengeluarkan Album Debut yang berjudul Oshin, Album debut yang mendapat banyak pujian, dikenal karena atmosfir dreamy dan suara lo-fi-nya. Lagu-lagu seperti How Long Have You Known? dan Doused jadi favorit fans.
lalu pada tahun 2016 DIIV kembali mengeluarkan Album kedua yang lebih panjang dan lebih gelap, banyak terpengaruh oleh perjuangan Cole Smith dengan kecanduan dan rehabilitasi. Meskipun proses produksinya rumit, hasilnya tetap kuat secara emosional dan musikal.
2019 DIIV kembali merilis Album ketiga yang menunjukkan evolusi signifikan. Lebih berat, lebih gelap, dan lebih matang. Shoegaze dan grunge lebih dominan di sini. Kritik menganggap ini sebagai album yang lebih jujur dan pribadi.
Dan 2024 kembali merilis Album yang keempat..
Baca Juga : My Bloody Valentine, Band Shoegaze Sukses Asal Inggris dan Irlandia
Gaya Musik
DIIV dikenal dengan gaya musik yang atmosferik dan melankolis, menggabungkan elemen-elemen dari beberapa genre untuk menciptakan suara khas mereka. Secara keseluruhan, telah mengembangkan suara yang unik dan terus berevolusi, tetap setia pada akar shoegaze dan dream pop mereka sambil mengeksplorasi tema-tema yang lebih gelap dan kompleks.
Gitar berlapis-lapis dengan chorus & phaser, Vokal samar & lembut, sering kali seperti instrumen tambahan, Suasana melankolis & introspektif , Groove drum yang berulang dan terasa seperti trance, Eksplorasi emosi & tema personal: kecanduan, kesehatan mental, pencarian jati diri.
Pengaruh Musik
Band DIIV memiliki pengaruh yang kuat dari berbagai genre dan artis, membentuk suara khas mereka yang atmosferik dan introspektif. DIIV sering disebut terinspirasi oleh band shoegaze legendaris ini, terutama dalam penggunaan lapisan gitar yang padat dan atmosferik. Dalam album Deceiver, pengaruh MBV sangat terasa, dengan suara gitar yang lebih berat dan gelap, mencerminkan tema-tema seperti kecanduan dan penebusan.
Kecintaan Cole Smith terhadap Nirvana tercermin dalam pendekatan mereka terhadap dinamika dan intensitas emosional. Album Deceiver menunjukkan pengaruh grunge, dengan riff gitar yang lebih kasar dan lirik yang lebih gelap, mirip dengan estetika Nirvana.
Slowdive Band shoegaze Inggris ini memengaruhi dalam hal penciptaan suasana melankolis dan penggunaan efek gitar untuk menciptakan tekstur suara yang mendalam. Eksperimen suara dan penggunaan teknik gitar yang tidak konvensional dari Sonic Youth memberi inspirasi bagi DIIV dalam eksplorasi sonik mereka.
Secara keseluruhan, DIIV menggabungkan elemen-elemen dari berbagai genre dan artis untuk menciptakan suara yang unik dan khas, yang terus berkembang seiring waktu.
Band Shoegaze itu banyak dan bermacam macam, salah satunya DIIV, Band Shoegaze Sukses Dikalangan Anak Muda, anam muda sekarang pasti banyak yang mendengarkan band ini.