My Bloody Valentine, Band Shoegaze Sukses Asal Inggris dan Irlandia

My Bloody Valentine, Kalian pernah dengar genre Shoegaze?, jika belum pernah mendengarkan genre tersebut mari kita bahas tentang salah satu Band sukses yang bergenre Shoegaze ini, dan band nya itu bernama My Bloody Valentine, Band Shoegaze Sukses Asal Inggris dan Irlandia.

My Bloody Valentine

Latar Belakang

My Bloody Valentine dalah band rock alternatif asal Irlandia-Inggris yang dibentuk di Dublin pada tahun 1983 oleh Kevin Shields (gitar, vokal) dan Colm Ó Cíosóig (drum). Mereka dikenal luas sebagai pelopor genre shoegaze, yang ditandai dengan lapisan suara gitar yang padat dan vokal yang lembut serta samar.

MBV awalnya memainkan musik post-punk dan noise pop, dengan formasi awal yang mencakup Dave Conway (vokal) dan Tina Durkin (keyboard). Setelah beberapa perubahan anggota, formasi klasik band terbentuk dengan masuknya Bilinda Butcher (vokal, gitar) dan Debbie Googe (bass) pada pertengahan hingga akhir 1980-an.​

Album debut mereka, Isn’t Anything pada tahun 1988, menandai pergeseran menuju suara shoegaze yang khas, yang kemudian diperdalam dalam album Loveless pada tahun 1991. Album ini terkenal karena produksi yang rumit dan inovatif, serta penggunaan efek gitar yang menciptakan wall of sound yang khas.​

Baca Juga : Bringin’ It Down, Album Debut Sukses Dari Judge

Gaya Musik

Gaya musik My Bloody Valentine merupakan paduan unik dari distorsi gitar yang padat, vokal lembut yang samar, dan atmosfer musik yang memikat. Band ini dikenal sebagai pelopor genre shoegaze, yang menekankan pada tekstur suara dan emosi introspektif.​

Kevin Shields mengembangkan teknik ini dengan memodifikasi sistem tremolo pada gitar Fender-nya, menghasilkan efek pitch-bending yang menciptakan suara yang mengambang dan tidak stabil. Lapisan Distorsi dan Efek menggunakan berbagai efek seperti reverb digital terbalik dan equalizer grafis untuk menciptakan wall of sound yang khas, di mana gitar, vokal, dan noise berpadu menjadi satu kesatuan suara.

Vokal dari Kevin Shields dan Bilinda Butcher sering kali ditempatkan rendah dalam campuran suara, berfungsi lebih sebagai elemen tekstural daripada pembawa lirik yang jelas. My Bloody Valentine juga terinspirasi oleh musik dansa dan hip hop, menggunakan sampler untuk memanipulasi umpan balik gitar dan vokal, serta mengeksplorasi ritme cepat dari genre jungle dan drum and bass.

Masa Vakum Dan Kembalinya

Setelah merilis Loveless, mengalami masa vakum yang panjang, sebagian karena tantangan dalam produksi dan tekanan dari label rekaman. Band ini secara resmi bubar pada tahun 1997. Namun, pada tahun 2007, My Bloody Valentine mengumumkan reuni dan mulai tampil di berbagai festival musik. Pada tahun 2013, mereka merilis album m b v, yang merupakan lanjutan dari eksplorasi suara shoegaze mereka.

Pengaruh Musik

My Bloody Valentine memiliki pengaruh besar dalam dunia musik alternatif, khususnya dalam genre shoegaze dan rock eksperimental. Gaya mereka telah menginspirasi banyak band dan musisi, dan album Loveless sering dianggap sebagai salah satu album paling berpengaruh dalam musik alternatif.​

Gaya musik My Bloody Valentine telah memengaruhi banyak band dan musisi dalam genre shoegaze dan rock alternatif, termasuk Slowdive, Ride, dan Lush. Teknik produksi dan pendekatan tekstural mereka juga telah menginspirasi artis di luar genre shoegaze.

Band ini terus aktif dalam dunia musik, dengan rencana untuk merilis materi baru dan tetap menjadi ikon dalam genre yang mereka bantu bentuk.

Itu dia penjelasan tentang My Bloody Valentine, Band Shoegaze Sukses Asal Inggris dan Irlandia, Genre Shoegaze sendiri umunya banyak yang suka karena selalu relate dengan kehidupan sehari hari yang putus asa dan menyerah, selanjutnya kita bahas tentang Album yang sudah dirilis oleh My Bloody Valentine.

Scroll to Top